1. Jarak berhenti lebih panjang saat jalanan basah
ilustrasi naik motor di jalan tidak rata (IDN Times/Dwi Agustiar)
Saat menginjak rem, ban kondisi bagus akan membantu kendaraan berhenti dengan cepat dan aman. Namun, ini bisa tidak berlaku pada ban yang aus, terlebih di kondisi jalan yang basah.
Pasalnya, ban yang sudah aus akan kehilangan gripnya di aspal, membuat kendaraan membutuhkan waktu lebih lama untuk berhenti. Ini bisa menimbulkan masalah ketika kendaraan di depan berhenti mendadak dan kita tidak cukup siap untuk mengerem dalam jarak yang aman.
Sulit untuk menyadari sendiri peningkatan jarak berhenti kendaraan. Itulah mengapa penting untuk mengecek kondisi ban secara rutin agar masalah ini bisa terhindari.
2. Menyebabkan hydroplanning
Ilustrasi genangan air (IDN Times/Dwi Agustiar)
Hydroplanning terjadi ketika lapisan air berada di antara ban dan permukaan jalan. Pola dan lekukan pada ban berfungsi membantu membelah air ketika kondisi jalanan basah. Ini menjaga stabilitas mobil di jalanan basah.
Bisa ditebak kemampuan ban untuk melakukan ini akan berkurang jika kondisinya aus. Alih-alih membelah lapisan air, ban justru meluncur di atas lapisan air. Kondisi inilah yang disebut hydroplanning.
Hasil yang ditimbulkan dari hydroplanning adalah sensasi mobil selip dan sulit di kendalikan, apalagi ketika melewati genangan air yang cukup dalam.
3. Ban lebih cepat panas
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Mengemudi menciptakan gesekan antara ban dan permukaan jalan. Gesekan yang terjadi menimbulkan panas. Apalagi jika berkendara di cuaca panas.
Karenanya, ban dirancang untuk tahan terhadap panas dengan senyawa berformula khusus dan pola serta lekukan pada permukaan ban.
Namun, ban aus dengan permukaan yang tipis cenderung lebih cepat menimbulkan panas. Ini tentu bisa menjadi masalah. Panas berlebihan pada ban bahkan bisa menyebabkan ledakan dan mengakibatkan hilangnya kendali atas mobil.
4. Lebih rentan kehilangan tekanan udara
ilustrasi ban motor (IDN Times/Dwi Agustiar)
Ban aus lebih rentan terhadap kerusakan yang menyebabkan ban perlahan-lahan kehilangan udara. Kondisi ban aus ditambah dengan tekanan udara rendah menjadi lebih berbahaya untuk dikendarai, bahkan di jalanan yang kering.
Ban tidak dapat mencengkeram jalanan dengan baik dan menyulitkan pengendalian kendaraan. Pengendara juga mungkin merasakan selip saat kendaraan berhenti mendadak.
Selain itu, berkendara dengan ban aus dan kurang tekanan akan memperparah keausan ban. Pada jangka panjangnya, efisiensi bahan bakar kendaraan pun berkurang karena bobotnya bertambah berat.

Leave a Reply