Jika mobil sering digunakan di jalan macet atau membawa beban berat, oli transmisi pun menjadi lebih cepat kotor. Dalam kondisi ini, penggantian oli lebih awal dianjurkan untuk mencegah gesekan berlebih yang dapat merusak komponen transmisi.
Efek oli transmisi mobil manual tidak diganti
ilustrasi mengecek kondisi oli mobil (pexels.com/Kampus Production)
Jika oli tidak diganti secara berkala, kualitasnya akan menurun dan bisa menimbulkan berbagai masalah. Berikut beberapa efek buruk jika oli transmisi mobil manual tidak diganti.
1. Akselerasi mobil menjadi lemah
Oli transmisi yang sudah buruk membuat tenaga mesin tidak tersalurkan dengan maksimal. Akibatnya, akselerasi mobil terasa lebih lambat dan kurang bertenaga. Jika terus digunakan, kinerja mesin dan transmisi bisa semakin menurun.
2. Meningkatnya suhu pada sistem transmisi
Oli yang tidak diganti bisa kehilangan kemampuan mendinginkan komponen transmisi. Akibatnya, suhu di dalam sistem transmisi meningkat dan mempercepat keausan komponen. Kondisi ini bisa memicu kerusakan serius jika tidak segera ditangani.
3. Risiko kerusakan transmisi semakin tinggi
Oli yang terlalu lama digunakan bisa menyebabkan gesekan berlebih antar komponen. Jika gesekan terjadi terus-menerus, komponen transmisi bisa mengalami aus atau bahkan rusak total. Biaya perbaikannya jauh lebih mahal dibandingkan rutin mengganti oli transmisi.
Ciri-ciri oli transmisi mobil manual harus diganti
ilustrasi proses ganti oli mobil (pexels.com/Daniel Andraski)
Oli transmisi memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran perpindahan gigi pada mobil manual. Seiring waktu, kualitas oli bisa menurun dan menyebabkan berbagai masalah pada sistem transmisi. Berikut beberapa ciri oli transmisi mobil manual yang harus segera diganti.
1. Perpindahan gigi terasa lebih berat
Jika oli transmisi sudah kotor atau berkurang, perpindahan gigi jadi tidak lancar. Kamu mungkin merasakan gesekan lebih kasar saat mengoper gigi. Gesekan antar komponen meningkat dan membuat gigi sulit dipindahkan. Jika dibiarkan, transmisi bisa mengalami keausan lebih cepat.
2. Muncul suara dengung atau gesekan dari transmisi
Oli yang sudah kotor tidak bisa lagi melumasi komponen transmisi dengan baik. Akibatnya, muncul suara gesekan atau bunyi kasar saat berpindah gigi dan bisa merusak sistem transmisi. Jika suara ini makin sering terdengar, segera periksa dan ganti oli.
3. Warna oli berubah menjadi lebih gelap atau kotor
Oli transmisi baru biasanya berwarna bening atau merah terang. Seiring waktu penggunaan, oli akan berubah menjadi gelap dan pekat karena kotoran. Oli yang terlalu kotor tidak bisa melindungi komponen transmisi dengan baik. Jika warna sudah terlalu hitam dan kental, itu tanda oli perlu diganti.
4. Muncul bau terbakar dari area transmisi
Oli yang terlalu lama digunakan bisa mengalami overheating dan menyebabkan bau terbakar. Bau ini muncul karena oli sudah tidak mampu melumasi dengan baik sehingga terjadi gesekan berlebih. Jika tercium bau aneh, segera lakukan pengecekan.
5. Ada kebocoran oli di bawah mobil
Jika terdapat noda oli di lantai tempat mobil diparkir, bisa jadi ada kebocoran. Oli transmisi yang bocor akan berkurang volumenya dan membuat sistem transmisi tidak bekerja optimal. Periksa bagian bawah mobil untuk memastikan penyebab kebocoran.
Estimasi biaya ganti oli transmisi mobil
ilustrasi rak oli mobil (unsplash.com/Robert Laursoo)
Biaya ganti oli transmisi mobil bervariasi tergantung jenis oli dan bengkel yang dipilih. Harga oli transmisi manual biasanya berkisar antara Rp100 ribu—Rp300 ribu per liter. Jika ditambah biaya jasa, total pengeluaran bisa mencapai Rp300 ribu—Rp700 ribu. Namun, bengkel resmi umumnya mematok harga lebih tinggi dibanding bengkel umum atau ganti sendiri.
Itulah penjelasan terkait kapan waktu ganti oli transmisi manual guna menjaga performa kendaraan tetap optimal. Pastikan kamu selalu rutin untuk mengganti dan mengeceknya agar transmisi tetap halus serta terhindar dari kerusakan.
Leave a Reply