1. Sering menginjak gas secara mendadak

ilustrasi pedal rem (unsplash.com/Ambitious Studio* – Rick Barrett)
Kebiasaan menekan pedal gas secara tiba-tiba tak terlalu dalam ketika mulai melaju akan membuat mesin bekerja lebih keras dari yang semestinya. Mesin akan langsung meningkatkan putaran RPM tinggi dalam waktu singkat, sehingga artinya bahan bakar cenderung dibakar lebih banyak dalam satu waktu.
Cara mengemudi seperti ini tidak efisien karena bisa membakar BBM berlebih untuk menghasilkan akselerasi yang dapat dicapai dengan cara lebih halus. Selain itu, tancap gas secara mendadak juga dapat mempercepat keausan mesin dan komponen transmisi pada kendaraan.
2. Pengereman mendadak tanpa perhitungan

ilustrasi mobil (pexels.com/Garvin St. Villier)
Menginjak rem secara tiba-tiba bukan hanya berisiko menimbulkan kecelakaan, namun juga bisa memperburuk efisiensi bahan bakar dari kendaraan. Setiap kali kamu melakukan pengereman secara mendadak, maka energi kinetik yang sebelumnya terbangun dari pembakaran BBM akan langsung terbuang secara sia-sia.
Alih-alih memeroleh manfaat momentum dengan memperlambat secara bertahap, justru kamu akan mengulang proses akselerasi dari nol yang kembali menguras bahan bakar. Rem yang terlalu sering digunakan juga akan cepat mengalami aus, sehingga menimbulkan biaya tambahan untuk perawatannya.
3. Sering berpindah jalur secara agresif

ilustrasi kemacetan (unsplash.com/J Torres)
Berpindah jalur dengan manuver mendadak, terutama di kondisi jalanan yang padat justru hanya akan membuat kendaraan jadi harus sering mengatur ulang kecepatan dan posisi. Setiap perubahan kecepatan tersebut nantinya dapat berdampak secara langsung untuk kebutuhan bahan bakar karena mesin jadi harus menyesuaikan beban kerja.
Kebiasaan ini dapat membuat mesin dan transmisi lebih cepat panas karena terus dipaksa bekerja di berbagai level beban dalam waktu yang relatif singkat. Mengemudi lebih tenang dan konsisten tentu dianggap jauh lebih efisien dibandingkan terus-menerus memaksakan kendaraan bermanuver dengan tajam.
4. Tidak menjaga kecepatan dengan stabil

ilustrasi mengemudikan mobil (pexels.com/Oleksandr P)
Mengemudi dengan kecepatan yang terus berubah, yaitu keadaan cepat dan kadang lambat tanpa alasan jelas hanya akan menyebabkan pengonsumsian bahan bakar menjadi semakin meningkat. Mesin akan terus menyesuaikan suplai bahan bakar dengan perubahan putaran mesin yang nantinya tidak stabil.
Menjaga kecepatan konstan terutama di jalan tol sangat dianjurkan agar kondisi kendaraan dapat berjalan dengan pembakaran bahan bakar yang lebih optimal. Sistem injeksi bahan bakar modern pun akan bekerja paling efisien ketika kecepatannya stabil dan tidak mengalami perubahan dengan drastis.
Mengemudi yang hemat bahan bakar sebetulnya dapat dimulai dari kebiasaan sederhana, yaitu dengan menghindari tindakan serba mendadak pada saat berkendara. Gaya mengemudi yang tenang, halus, dan juga penuh perhitungan bukan hanya ramah untuk dompet, namun juga memperpanjang usia kendaraan. Jadikan efisiensi bahan bakar sebagai kebiasaan dalam mengemudi!

Leave a Reply